Senin, 27 November 2017

“INI KANTOR ASURANSI SAYA... “

Saya bertemu kawan yang sudah selesai urusannya dengan utang riba. Usahanya sempat babak belur dihajar riba, musibah demi musibah terjadi dalam hidupnya. Ketenangan hatinya seperti dicabut oleh Allah, sampai hidayah datang dan dia memutuskan hijrah. Kisahnya menarik ketika dia bercerita begini..

“Mas, tanpa pertolongan Allah utang-utang saya gak akan bisa lunas.. sejak kejadian itu saya memilih total bergantung kepada Allah, pasrah bersandar kepada Yang Maha Kuasa! Dan ternyata bikin hati begitu tenang mas.. gak kemrungsung lagi kayak dulu...”

Gimana tuh?

“Belum lama Allah menitipkan kepada saya sebuah mobil baru mas, bunyi knalpotnya cash! cash! cash! Ilmu itu saya pakai lagi... TBA.. Total Bergantung ke Allah! Kalau orang punya mobil baru banyak yang langsung ikut asuransi, bayar uang 4-10 juta untuk mendapat jaminan penggantian jika terjadi sesuatu dengan mobilnya itu. Mereka sudah menempatkan diri sebagai orang yang akan kena musibah, dan akan diganti kerugiannya kapan saja. Setelah saya ikut kajian-kajian fiqh muamalah ternyata akad seperti itu tidak boleh karena mengandung unsur gharar, maisir dan riba..”
Lanjutnya..

Wuik! dengan adanya youtube dan facebook di zaman now ini memang ilmu dari para ustadz-ustadz itu bisa diakses kapan saja dalam genggaman.

Apa tadi?

“Gharar mas.. ketidakpastian, di akad itu saya membayar nilai pasti sekian juta untuk kejadian yang belum pasti.

Maisir.. judi! Saya seperti mengundi nasib.. kalau celaka tabrakan mereka ganti biaya perbaikannya, kalau hilang dicuri maka mereka ganti 80% dari harga mobil, kalau mobil saya aman, maka uangnya buat mereka!

Riba juga mas, saya setor 5 juta kok mereka bisa mengganti 80% harga mobil jika hilang, nah duitnya beranakpinak dari mana? Dari peserta asuransi lain? Dari uang seluruh peserta asuransi yang mereka puterin di bisnis lain yang gak jelas halal haramnya?

Sebagai seorang muslim, saya memilih untuk tidak ikut yang begituan mas. Babi dan khamar saya sanggup meninggalkan sejak kecil dulu, masak riba yang juga diharamkan malah saya nikmati..?”

Mmm.. gitu yah! Terus solusinya apa?

“Saya ikut asuransinya Allah saja.. total bergantung.. total pasrah.. uang senilai asuransi setahun saya serahkan kepada panti asuhan yatim dan duafa. Saya minta didoakan adik-adik disana agar mobil itu memberi manfaat untuk saya dan keluarga, saya ikut nangis ketika doa-doa itu terucap dari mulut mereka, merinding dan gemetar.. anehnya hati saya begitu tenaang...”

Masya Allah...

“Logika manusia saja mas..
saya diciptakan oleh... Allah!
rejeki saya datangnya dari.. Allah!
Saya bangkrut ditolong oleh.. Allah!
di jalan yang bisa menyelamatkan saya.. hanya Allah!
Yang memalingkan mata pencuri.. Allah!
Yang bisa menjauhkan dari bala.. Allah!
Yang menjaga saya 24 jam.. Allah!
Kalaupun saya mati kembali ke.. Allah!
Lalu kenapa saya harus bersandar kepada selain Allah?

Saya sudah melakukan ini sejak mobil pertama saya dua tahun lalu mas, alhamdulillah tidak pernah ada kejadian apapun menimpa mobil saya, tenang makainya kemana-mana, karena saya yakin Allah yang menjaganya..”
Pungkasnya

Saya ikutan merinding..
Inilah ilmu langit!
Ketika kepasrahan pada Tuhannya diwujudkan dengan cara nyata. Daripada berurusan dengan akad riba, lebih baik ikut total aturanNya..
doa keselamatan dan keberkahan ditembuskan ke langit sana!
Lewat mulut-mulut mungil anak-anak yatim dan duafa..

@Saptuari
http://pebisnis-jogja.blogspot.co.id/2017/11/ini-kantor-asuransi-saya.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih