Satrio, membersihkan kandang Lovebird |
Menyadari potensi bisnis yang besar di dunia perburungan, membuat alumnus Jurusan Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini serius terjun di bisnis yang umumnya digemari kaum pria ini.
Keberuntungan berpihak pada Satrio, sejak awal kuliah, ia sengaja mencari tempat kos yang memiliki ruang belakang yang cukup longgar. Dengan begitu, ia bisa memanfaatkan ruangan tersebut untuk menempatkan kandang-kandang burung yang dimilikinya.
Siang itu Kamis (6/3/2014) ditemui di kontrakkannya di daerah Sewon, Bantul, Satrio tengah asik memberi makan burung-burung peliharaannya. Salah satunya adalah burung bernama Lovebird yang beberapa waktu lalu sempat mencatatkan rekor dengan harga fantastis hingga belasan juta rupiah sepasangnya.
Ruang belakang yang berukuran cukup lebar, kira-kira 6x7 meter di kontrakkan ini tak disia-siakan Satrio. Sekitar lima kandang berukuran 60x40 cm berderet di bagian belakang ruang ini. Kira-kira dua tahun belakangan, Satrio mencoba menangkarkan burung yang sekilas mirip burung Betet ini.
"Awalnya ya coba-coba, beli indukan yang murah dulu. Kalau ngga salah ingat dulu sekitar Rp 400 ribu. Untuk Lovebird aku sengaja beli dari masih anakan, karena memang niatnya sambil belajar. Dari kecil itu aku besarkan sampai istilahnya indukan," ungkap Satrio.
Pertamakali tertarik menangkarkan, Satrio memilih burung Kenari yang secara harga, lebih murah. Banyak jenis Kenari yang harganya relatif lebih terjangkau daripada jenis Lovebird untuk anak kos sepertinya.
"Misalnya Kenari lokal bakalan, kuning , orange atau Sunkis kira-kira sekarang Rp 250.000 ribu ke atas. Beda-beda juga di pasaran. Sekarang mudah didapat, banyak peternak, atau datang aja ke pasar-pasar burung yang ada di Yogya," kata Satrio.(Yudha Kristiawan)
http://jogja.tribunnews.com/2014/03/09/mengais-rejeki-dari-ternak-kenari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih