Memilih mitra bisnis seperti orang orang akan menikah. Kalau salah memilih bisa berakibat perceraian. Profil mitra bisnis yang ideal : berani ambil keputusan, jaringan kerja yang memadai, kreatif, profesional, tahan banting, memiliki keahlian unik, all out. Beberapa hal penting kita perhatikan dalam mengelola hubungan kerja dengan mitra bisnis kita seperti : trust, selaras visi misi, inovasi, dll.
Idealnya diantara Mitra bisnis dapat saling melengkapi kekurangan masing2. Sehingga sinergi yang optimal dapat tercipta. Setiap mitra bisnis harus bersikap proaktif dalam menggunakan kemampuan dan kelebihannya demi tercapainya target usaha bersama dan jangan pasif. Ketika terjadi masalah, masing-masing mitra bisnis harus mencari solusi bersama bukan saling menyalahkan diantara mitra bisnis. Dalam bermitra, perlu pembagian tugas yang jelas diantara mitra bisnis agar tidak terjadi overlapping dan juga jalur komandonya harus jelas.
Supaya kita tidak kecewa, seleksi secara ketat dan analisa manfaat dan resiko kita dalam memilih mitra bisnis. Kesamaan visi, misi dan paradigma dalam memandang kehidupan diantara mitra bisnis harus selaras sejak awal dan hal ini harusnya dapat dideteksi sebelumnya. Dalam bermitra, ada kesepakatan tidak tertulis bahwa untung rugi seharusnya ditanggung bersama. Setiap peluang selalu datang dengan resikonya.
Anggota keluarga ataupun sahabat belum tentu menjadi mitra bisnis yang tepat untuk kita. Demi menjaga keharmonisan persahabatan atau persaudaraan sebaiknya sih hindari bisnis bersama. Kecuali jika masing2 pihak sudah siap jika ada konflik dikemudian hari. Contoh, awalnya benar dia seorang sahabat yang baik, tapi ketika urusan uang bisa saja dia malah berbalik 180 derajat…
Dalam bermitra bisnis, yang sangat fundamental adalah rasa saling percaya. Sebelum kita meminta orang lain mempercayai kita, sebaiknya kita belajar menjadi pribadi yang patut dipercaya dengan kemampuan menjual ide dan kepercayaan diri yang tinggi.
Dalam memilih mitra bisnis, sebaiknya cek dulu latar belakangnya, cek referensi ke klien/rekan kerja sebelumnya. Walaupun yang kasih referensi itu sahabat kita, tetap kita cari 2nd opinion dari “orang jauh” agar informasinya seimbang. Jangan2 ada bad record yang belum terdeteksi. Jangan sampai kita punya Mitra Bisnis yang ternyata pernah melakukan kelicikan terselubung dengan rekan sebelumnya. Untuk itu, dalam bermitra bisnis buatlah perjanjian kerjasama yang jelas dan berkekuatan hukum. Jika musyawarah dan mufakat gagal, tempuhlah jalur hukum.
Sebaiknya cari tau dulu deh. Jika perlu sering2lah meluangkan waktu hang-out di cafe dengan calon mitra bisnis untuk mengenalnya lebih jauh (wawancara terselubung hehehe). Mungkin calon mitra bisnis kita itu memiliki catatan kerja yang baik, namun kita tidak bisa memaksakan “chemistry” yang ada di antara kita dengannya. Mungkin kita yakin dia punya kompetensi tinggi dan terpercaya namun kita ragu apakah dia pantas menjadi mitra bisnis karena karakternya yang tidak berani ambil resiko. Supaya kita tidak kecewa, pikirkan secara jernih dan pertimbangkan baik2 plus minusnya kita memilih mitra bisnis. Jangan silau dengan berlimpahnya dana yang dimilikinya, padahal dia bukan pribadi yang amanah atau bisa pegang komitmen… Abaikan orang yang seperti ini deh.
Gunakan intuisi (sinyal-sinyal halus) anda untuk memilih mitra bisnis. Asah naluri dan tinjau kesan pertama anda kepadanya.
Memiliki mitra bisnis yang highly risk taker namun memiliki intiusi yang lemah serta kemampuan analisa resiko yang rendah sangat berbahaya. Yang ada kena tipuuu melulu. Lebih penting lagi mencari mitra bisnis yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kita. Jangan sampai yang 1 mau ke bandung, eh yang lain maunya ke yogya.
Paradigma dalam memandang kehidupan diantara mitra bisnis juga perlu seirama. Jangan yang satu punya konsep berbagi, sementara yang lain tidak.
Selain menghargai perasaan satu sama lain, serta jujur pada kenyataan terburuk sekalipun. kebijaksanaan cara pandang penting sekali dalam bermitra bisnis.
Bermitra dalam bisnis harus mampu menjalin hubungan yang lebih dalam daripada sekedar persahabatan di kantor belaka.
Bermitra bisnis dengan pasangan hidup kita sangat disarankan dan adalah yang terbaik karena semua syarat tadi biasanya sudah terpenuhi. Dalam bermitra bisnis, kita harus saling memguatkan ketika terjadi krisis. Tanpa hubungan yang kuat dan dalam, rasanya sulit situasi tersebut dilalui. Jika anda orang otak kanan, carilah pelengkap dan bersinergi dengan mitra bisnis yang lebih condong ke otak kiri. Sehingga kreatifitas anda dapat terealisasi lebih logis.
Berat sama dipikul – ringan sama dijinjing perlu tuh menjadi slogan kita dalam bermitra bisnis. Jangan kalau untung ikutan joget, eh begitu rugi malah kabooorrr.
Empat tipe karakter Mitra Bisnis di dalam buku “mencari mitra kerja” karangan yanty isa dan miranty abidin. Mitra kerja adalah mitra yang berperan dalam mata rantai bisnis kita seperti : karyawan, bank, investor, partner bisnis, masyarakat, supplier, dll.
Driver : tipe pemimpin yang bisa jadi motor penggerak tim kerja, tegas, agresif, energik, terencana, memiliki keluasan pandangan
Evaluator : pintar menganalisa masalah, tenang, mandiri, selalu ingin tahu, berpendapat berdasarkan fakta, melakukan investigasi/penyelidik
Organisator : mampu membangun sistem kerja, perencana yang tangguh, kritis, cermat, mampu bekerja dengan cepat, dan hampir mengetahui segalanya
Follower : berusaha membuat segala hal berjalan dengan mulus, responsif pada kebutuhan orang lain, emosional, peka, sedikit tergantung dan memperhatikan hal2 detail.
http://www.litamucharom.com/www/category/memilih-mitra-bisnis/
Idealnya diantara Mitra bisnis dapat saling melengkapi kekurangan masing2. Sehingga sinergi yang optimal dapat tercipta. Setiap mitra bisnis harus bersikap proaktif dalam menggunakan kemampuan dan kelebihannya demi tercapainya target usaha bersama dan jangan pasif. Ketika terjadi masalah, masing-masing mitra bisnis harus mencari solusi bersama bukan saling menyalahkan diantara mitra bisnis. Dalam bermitra, perlu pembagian tugas yang jelas diantara mitra bisnis agar tidak terjadi overlapping dan juga jalur komandonya harus jelas.
Supaya kita tidak kecewa, seleksi secara ketat dan analisa manfaat dan resiko kita dalam memilih mitra bisnis. Kesamaan visi, misi dan paradigma dalam memandang kehidupan diantara mitra bisnis harus selaras sejak awal dan hal ini harusnya dapat dideteksi sebelumnya. Dalam bermitra, ada kesepakatan tidak tertulis bahwa untung rugi seharusnya ditanggung bersama. Setiap peluang selalu datang dengan resikonya.
Anggota keluarga ataupun sahabat belum tentu menjadi mitra bisnis yang tepat untuk kita. Demi menjaga keharmonisan persahabatan atau persaudaraan sebaiknya sih hindari bisnis bersama. Kecuali jika masing2 pihak sudah siap jika ada konflik dikemudian hari. Contoh, awalnya benar dia seorang sahabat yang baik, tapi ketika urusan uang bisa saja dia malah berbalik 180 derajat…
Dalam bermitra bisnis, yang sangat fundamental adalah rasa saling percaya. Sebelum kita meminta orang lain mempercayai kita, sebaiknya kita belajar menjadi pribadi yang patut dipercaya dengan kemampuan menjual ide dan kepercayaan diri yang tinggi.
Dalam memilih mitra bisnis, sebaiknya cek dulu latar belakangnya, cek referensi ke klien/rekan kerja sebelumnya. Walaupun yang kasih referensi itu sahabat kita, tetap kita cari 2nd opinion dari “orang jauh” agar informasinya seimbang. Jangan2 ada bad record yang belum terdeteksi. Jangan sampai kita punya Mitra Bisnis yang ternyata pernah melakukan kelicikan terselubung dengan rekan sebelumnya. Untuk itu, dalam bermitra bisnis buatlah perjanjian kerjasama yang jelas dan berkekuatan hukum. Jika musyawarah dan mufakat gagal, tempuhlah jalur hukum.
Sebaiknya cari tau dulu deh. Jika perlu sering2lah meluangkan waktu hang-out di cafe dengan calon mitra bisnis untuk mengenalnya lebih jauh (wawancara terselubung hehehe). Mungkin calon mitra bisnis kita itu memiliki catatan kerja yang baik, namun kita tidak bisa memaksakan “chemistry” yang ada di antara kita dengannya. Mungkin kita yakin dia punya kompetensi tinggi dan terpercaya namun kita ragu apakah dia pantas menjadi mitra bisnis karena karakternya yang tidak berani ambil resiko. Supaya kita tidak kecewa, pikirkan secara jernih dan pertimbangkan baik2 plus minusnya kita memilih mitra bisnis. Jangan silau dengan berlimpahnya dana yang dimilikinya, padahal dia bukan pribadi yang amanah atau bisa pegang komitmen… Abaikan orang yang seperti ini deh.
Gunakan intuisi (sinyal-sinyal halus) anda untuk memilih mitra bisnis. Asah naluri dan tinjau kesan pertama anda kepadanya.
Memiliki mitra bisnis yang highly risk taker namun memiliki intiusi yang lemah serta kemampuan analisa resiko yang rendah sangat berbahaya. Yang ada kena tipuuu melulu. Lebih penting lagi mencari mitra bisnis yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kita. Jangan sampai yang 1 mau ke bandung, eh yang lain maunya ke yogya.
Paradigma dalam memandang kehidupan diantara mitra bisnis juga perlu seirama. Jangan yang satu punya konsep berbagi, sementara yang lain tidak.
Selain menghargai perasaan satu sama lain, serta jujur pada kenyataan terburuk sekalipun. kebijaksanaan cara pandang penting sekali dalam bermitra bisnis.
Bermitra dalam bisnis harus mampu menjalin hubungan yang lebih dalam daripada sekedar persahabatan di kantor belaka.
Bermitra bisnis dengan pasangan hidup kita sangat disarankan dan adalah yang terbaik karena semua syarat tadi biasanya sudah terpenuhi. Dalam bermitra bisnis, kita harus saling memguatkan ketika terjadi krisis. Tanpa hubungan yang kuat dan dalam, rasanya sulit situasi tersebut dilalui. Jika anda orang otak kanan, carilah pelengkap dan bersinergi dengan mitra bisnis yang lebih condong ke otak kiri. Sehingga kreatifitas anda dapat terealisasi lebih logis.
Berat sama dipikul – ringan sama dijinjing perlu tuh menjadi slogan kita dalam bermitra bisnis. Jangan kalau untung ikutan joget, eh begitu rugi malah kabooorrr.
Empat tipe karakter Mitra Bisnis di dalam buku “mencari mitra kerja” karangan yanty isa dan miranty abidin. Mitra kerja adalah mitra yang berperan dalam mata rantai bisnis kita seperti : karyawan, bank, investor, partner bisnis, masyarakat, supplier, dll.
Driver : tipe pemimpin yang bisa jadi motor penggerak tim kerja, tegas, agresif, energik, terencana, memiliki keluasan pandangan
Evaluator : pintar menganalisa masalah, tenang, mandiri, selalu ingin tahu, berpendapat berdasarkan fakta, melakukan investigasi/penyelidik
Organisator : mampu membangun sistem kerja, perencana yang tangguh, kritis, cermat, mampu bekerja dengan cepat, dan hampir mengetahui segalanya
Follower : berusaha membuat segala hal berjalan dengan mulus, responsif pada kebutuhan orang lain, emosional, peka, sedikit tergantung dan memperhatikan hal2 detail.
http://www.litamucharom.com/www/category/memilih-mitra-bisnis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih